Eropa Mengalami Rekor Musim Dingin Terpanas Kedua, Begini Penjelasannya Menurut Ilmuwan

Kalil Sadewo
- Kamis, 9 Maret 2023 | 23:49 WIB
Eropa Mengalami Rekor Musim Dingin Terpanas Kedua, Begini Penjelasannya Menurut Ilmuwan. (twitter.com/ndtvfeed)
Eropa Mengalami Rekor Musim Dingin Terpanas Kedua, Begini Penjelasannya Menurut Ilmuwan. (twitter.com/ndtvfeed)

CirebonTimes.comEropa bangkit dari rekor musim dingin terhangat kedua, kata para ilmuwan Uni Eropa pada hari Rabu, 8 Maret 2023 karena perubahan iklim terus meningkat.

Suhu rata-rata di Eropa dari Desember hingga Februari adalah 1,4 derajat Celcius di atas rata-rata 1991-2020 untuk musim dingin Boreal.

Hal itu menurut data yang diterbitkan oleh Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa.

Baca Juga: Google Umumkan Waktu Peluncuran Produk Tab Pertamanya yang Diberi Nama Tablet Pixel, Catat Tanggalnya!

Itu menempati peringkat sebagai rekor musim dingin terhangat kedua di Eropa, hanya dilampaui oleh musim dingin 2019-2020.

Eropa mengalami gelombang panas musim dingin yang parah pada akhir Desember dan awal Januari.

Ketika suhu musim dingin yang mencapai rekor tinggi melanda negara-negara dari Prancis hingga Hongaria, memaksa resor ski ditutup karena kurangnya salju.

Baca Juga: Setelah 13 Ribu Karyawan di Gelombang Pertama, Mark Zuckerberg Bakal PHK Ribuan Facebook dan Instagram Lagi

Komisi Eropa mengatakan pada 2 Januari ratusan rekor suhu telah dipecahkan di seluruh benua, termasuk kota Altdorf di Swiss yang mencapai 19,2C, memecahkan rekor sejak 1864.

C3S mengatakan suhu sangat tinggi di Eropa timur dan utara negara-negara Nordik.

Sementara suhu keseluruhan di Eropa berada di atas norma, beberapa wilayah berada di bawah rata-rata, termasuk sebagian Rusia dan Greenland.

Baca Juga: KPK Obok-obok Dirjen Pajak, Kejar Sumber Kekayaan Ratusan Pegawai yang Ditanam di Saham 280 Perusahaan

Para ilmuwan mengatakan musim dingin di Eropa menjadi lebih hangat sebagai akibat dari meningkatnya suhu global, akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Musim dingin yang luar biasa ringan menawarkan bantuan jangka pendek kepada pemerintah yang berjuang dengan harga gas yang tinggi setelah Rusia.

Hal itu memangkas pengiriman bahan bakar ke Eropa tahun lalu, dengan suhu yang lebih tinggi membatasi permintaan gas untuk pemanas di banyak negara.

Halaman:

Editor: Kalil Sadewo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X